computing cup 2011

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 13 November 2011

Kedekatan dengan Penyebab Global Warming, Akibat Ketergantungan Manusia dengan Teknologi

               Pola kehidupan masyarakt modern sangat erat kaitannya dengan global warming. Pada dasarnya segala kegiatan kita sehari- hari sering berkontribusi dalam melepaskan emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Dampak yang ditimbulkan pun berantai, terkadang kurang kita sadari. Dalam majalah Geographic National Indonesia disebutkan bahwa dampak manusia semakin besar karena populasi, kemakmuran dan teknologi semakin meningkat. Rumusannya I= PxAxT, dengan I= Dampak manusia, P=Jumlah populasi, A=Tingkat kemakmuran, dan T=Teknologi. Di tahun 2011 populasi dunia mencapai 7 Milyar, Kemakmuran yang dihitung dari PDB dunia adalah 55 Triliun dollar dan Teknologi yang dihitung dari pendaftaran hak paten adalah 1,9 Juta .
            Penyebab global warming tidak dapat dihilangkan 100%, demikian pula dengan dampaknya. Setidaknya kita bisa mereduksinya. Tapi apa alasannya peneyebab global warming tidak dapat dihilangkan 100%? Jawabannya adalah karena kita masih sangat tergantung dengan kekuatan teknologi bahan bakar fosil.
            Mari kita review kegiatan kita sehari- hari. Cuplikan berikut ini hanya sebagian kecil kontribusi emisi gas rumah kaca dari kehidupan kita. Pertama mulai dari bangun tidur kita menyalakan lampu kamar. Setelah itu kita pergi ke kamar mandi untuk cuci tangan. Nah mari kita tengok kamar yang kita tinggalkan tadi, ternyata lampunya masih menyala. Tahukah kita saat listrik bekerja berarti bahan bakar fosil (contoh: batu bara) terus dibakar di pembangkitnya sana. Ini kontribusi pertama.
Selanjutnya saat kita mencuci tangan di wastafel pertama- tama kita menyalakan keran untuk membasahi tangan kita lalu mengambil sabun untuk membersihkan tangan dari kuman, lalu membilasnya dengan air. Nah apa yang salah pada bagian ini? Ternyata kita telah membuang air saat kita tidak mematikan keran sewaktu mengambil sabun dan menggosok tangan dengan sabun. Seharusnya air ini menjadi jatah warga lain yang sedang kekurangan. Ini Kontribusi kedua.
Pagi- pagi loper koran sudah mengantarkan koran yang menjadi langganan keluarga kita. Berita hangat kita lahap dalam satu hari. Apabila kita menyelidiki bahan koran, akan kita temukan koran telah menghabiskan ribuan kayu di hutan. Ini konstribusi ketiga
Global Warming
Mari kita lanjutkan kegaitan kita untuk pergi ke sekolah menggunakan kendaraan bermotor. Dalam piston motor berlangsung pembakaran bensin oleh api dari busi dengan hasil CO2. Dimana atom C dari  CO2 akan mengikat 1 oksigen dari ozon. Sehingga ozon yang rumusnya O3 menjadi O2 karena 1 oksigen diikat C membentuk gas CO. Jumlah siswa sekolah pengguna motor di dunia bersama kita menghasilkan CO2 untuk merusak ozon. Ini kontribusi keempat.
Saat bel istirahat tiba, tempat favorit kita adalah kantin sekolah. Berbagai makanan dibungkus plastik sering menjadi kesukaan siswa. Ketika haus kita membeli minuman berbotol plastik. Nah ketika membeli berbagai macam makanan kita membutuhkan wadah. Biasanya kita meminta kantong plastik pada penjualnya. Nah tahukah kita bahwa produksi 5 lembar tas plastik akan menghasilkan 1 kg CO2? Ya ini lah fakta yang ada di lapangan. Ini adalah kontribusi ke lima.
Setelah makan kita membutuhkan tisu untuk membersihkan sisa makanan di mulut. Tahukah kita bahwa tisu berasal dari bubur kertas yang dihasilkan kayu akasia dan eucalyptus. Bubur kertas ini berperan besar dalam membabat habis hutan tropis untuk digantikan kebun kayu akasia dan eucalyptus. Dampaknya bukan hanya menghilangkan biodiversity, tapi juga global warming. Ini kontribusi kita keenam.
Dari keenam rangkaian kegiatan sehari- hari yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca dapat disimpulkan poin- poin ketergantungan manusia yang memiliki benang merah dengan global warming.
1.      Listrik (Pemakaian lampu)
2.      Air (masalah sanitasi)
3.      Gas Rumah kaca (diwakili CO2 )
4.      Plastik (sampah anorganik)
5.      Koran (Fungsi hutan)
6.      Tisu (Deforesasi hutan)
Budaya manusia yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca masih tinggi. Perkembangan kegiatan lain yang kurang kita perhatikan adalah penggunaan AC yang berlebihan, lupa menutup pintu kulkas, konsumsi daging sapi yang berlebihan, penggunaan pupuk nitrogen. Bahkan konsumsi minyak kelapa sawit ikut dinilai sebagai tinkadan yang berkontribusi emisi gas rumah kaca karena pada tahun 2006, menurut laporan WALHI (Wahana Lingkungan Hidup) ada 16,8 juta hektar hutan telah dilepaskan untuk perkebunan kelapa sawit, tapi hanya 6,7 juta hektar yang ditanami. Areal yang dikonvensi menjadi kebun kelapa sawit biasanya merupakan areal bekas tebangan yang terdegradasi.


Beralihnya hutan menjadi perkebunan kelapa sawit


Begitu dekatnya kegiatan sehari- hari manusia yang berkontribusi dalam mengeluarkan emisi gas rumah kaca. Apakah kita memperhatikan bahwa anak- anak sekolah di dunia ini yang orang tuanya pekerja industry juga tergantung pada pendapatan orang tuanya yang bekerja dengan bahan bakar fosil? Apakah pihak orang tua yang salah? Tidak, ini adalah bagian dari kemajuan teknologi yang dampaknya harus kita hadapi bersama. Sikap aware terhadap isu global. Mari kita renungkan kata- kata Mahatma Gandhi ini “There is a sufficiency in the world fo man’s need but not for man’s greed”. Nah dari sini sikap bijaksana harus kita budayakan untuk memanfaatkan sumber daya alam
Dalam tataran formal para kepala pemerintah mencoba mengatasi persoalan ini lewat forum resmi seperti protocol Montereal 1987, Konferensi tingkat tinggi (KTT) Bumi I 1992 yang menghasilkan agenda 21, Protokol Kyoto dan kesepahaman kopenhagen di bali.
Indonesia sudah meratifikasi protocol Kyoto selasa, 29 Juni 2004. Keuntungan yang diperoleh Indonesia adalah mendapatkan proyek besar dari CDM dari Negara industry sebesar 250 Juta dollar AS per tahun. Tetapi jika Indonesia gagal melestarikan hutan dan deforetasi dan degradasi agar menyerap dan menahan karbon yang dihasilkan dari produksi dan konsumsi di tempat lain di seluruh dunia, maka uang yang sudah didapat secara langsung akan dikonvensi sebagai hutang.
Amerika tidak bersedia meratifikasi protocol Kyoto, padahal kita berharap Amerika mau meratifikasinya karena jumlah emisi gas rumah kaca yang dikeluarkan paling besar. Amerika memilih untuk berinvestasi di Negara berkembang, seperti indonesia. Dengan kata lain mereka membayar untuk mencemari. Kita sebagai bangsa yang berwibawa seharusnya tidak diam saja dalam menangani kasus ini. Dalam masalah teknis memang Sumber daya manusia masih kalah dibandingkan Negara maju, seperti yang kita tahu pembuatan kincir  angin saja dinamonya harus beli ke china, Indonesia belum bisa membuat. Suatu saat pasti bisa.
Mari kita mereduksi emisi gas rumah kaca dengan cara yang kita punya masing- masing. Walaupun kita dekat dengan penyebab Global warming, kita masih bisa menciptakan akibat dari reduksi emisi gas rumah kaca yang kita usahakan. Ingat kata pepatah bahwa kesuksesan sangat dekat dengan kegagalan. Bersama- sama kita lakukan dari hal- hal kecil yang ada di sekeliling kita. Tidak usah menunggu mobil hybrid, etanol atau listrik yang harganya masih di luar jangkauan. Gunakan apa yang ada, syukuri itu. Kembali ke alam adalah esensi dari go green. Mari bersama- sama kita bangun pelopor hijau masa depan demi anak cucu kelak, salah satunya dengan menunjukkan gagasan bermanfaat pada masyarakat dunia melalui computing cup 2011. Kita belajar untuk mengukir sejarah yang kelak akan dipetik hikmahnya oleh anak cucu di masa yang akan datang. (BF)

Sumber
1.      Kompas Extra, Senin 26 September 2011 (Hidup Hijau)
2.      National Graphic Indonesia Maret 2011 vol 7 hal 64
3.      Intisari Extra, Maret 2011

Selasa, 08 November 2011

Lunasi Hutang Negara Lewat IT

            Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) telah menunjukan konsistensinya di berbagai Negara, khususnya Negara berkembang. Mobilitas penduduk untuk mengikuti kemajuan TIK semakin menampakkan keantusiasannya. Berbagai produk TIK berawal dari mimpi- mimpi manusia yang diwujudkan melalui metode modern. Berawal dari computer generasi pertama yang ukurannya raksasa sampai computer generasi keenam yang bentuknya lebih sederhana. Tidak hanya itu kita juga sudah menikmati computer mini yang mudah dibawa kemana- mana seperti laptop, netbook dan mediaPad.
            Dampak TIK di berbagai Negara berbeda- beda. Di Indonesia peluang pasar produk TIK cenderung besar karena pengguna TIK meningkat tajam dari tahun ke tahun, hanya saja masyarakat Indonesia cenderung hanya sebagai penikmat produk TIK. Apabila Indonesia dapat memproduksi banyak produk IT tentu akan menghasilkan keuntungan yang luar biasa karena masyarakatnya saja memiliki antusias tinggi terhadap produk- produk IT. Di China perkembangan TIK terus merangkak naik hingga mengangkat perekonomian China yang banyak dipuji oleh Negara lain. Di Amerika Serikat, Mark Zuckerberg berhasil memproduksi jejaring social yang banyak digunakan masyarakat Internasional saat ini. Berdasarkan Forbes kekayaan Mark Zuckerberg mencapai 13,5 triliun dollar. Sedangkan di Tiongkok keadaanya berbeda. Pemerintah Tiongkok merasa terancam dengan perkembangan jejaring sosial yang memudahkan masyarakat untuk menyuarakan pendapat sehingga pemerintah Tiongkok akan mengadakan sistem pemantauan pengguna internet.
China menguasai dunia

            “Tuhan membuat langit dan bumi, sisanya buatan china”. Mari kita renungkan ungkapan tersebut, sambil melihat barang- barang di sekitar kita. Mulai dari barang yang sederhana seperti gunting kuku, mobil- mobilan, handphone dsb di sana tertera tulisan “made in china”.Tidak hanya sampai disitu china melakukan ekspansi dalam memproduksi produk IT berkualitas. Produk China dapat masuk ke berbagai Negara dengan kemudahan pasar bebas. Tingkat peminat konsumen terhadap produk China begitu besar karena factor harga yang terjangkau bagi segala kalangan.
            Di tengah krisis Amerika Serikat dan Eropa yang membuat khawatir investor, China justru melejit dalam indeks sahamnya. Setiap hari kita sering mendapatkan perbandingan china dengan Negara lain yang sangat mencolok di berbagai media. China selalu menjadi headline news dalam sebuah berita, begitu pula krisis Amerika Serikat dan kawasan Eropa yang sebagaian besar akibat krisis ini adalah pembiayaan perang dimana- mana membuat mereka harus membiayai diri dengan utang yang sebagian besar dari China dan jepang dengan membeli surat berharga Amerika Serikat.
            Mari kita bandingkan pengaruh kemajuan China dan Krisis Amerika serta kawasan Eropa terhadap Indonesia. Apabila Krisis Amerika Serikat terus meningkat, maka kerja sama antara Amerika  Serikat dan Indonesia akan terganggu. Keadaan A.S yang kekurangan memacu mereka untuk memenuhi kebutuhan Negara dengan cara apapun. Salah satunya membuat hutang kepada Negara lain. Kelak Amerika Serikat akan memperingatkan kita bangsa Indonesia untuk segera melunasi hutang- hutangnya. Pemerintah Indonesia sebagai Negara yang berwibawa tentu akan berfikir lebih keras untuk memenuhi kewajibannya membayar hutang. Sedangkan kemajuan China yang terus menampakkan konsistensinya juga akan berpengaruh terhadap kerja sama Indonesia dengan China yang akan semakin membaik.
Beban Hutang Negara
            Kita mempunyai dua keuntungan dan kerugian dari pengaruh kedua Negara tersebut. Mari kita lihat lagi potensi regional yang dimiliki Indonesia di bidang TIK. Potensi TIK di Indonesia yang besar di Indonesia seharusnya mempu memberikan optimisme masyarakat dalam pelunasan hutang- hutang Indonesia tanpa penundaan dengan Paris Club ke 4 yang belum terjadi. Dari pada Presiden menutupi defisit APBN dengan hutang ke CGI, lebih baik melunasi hutang Negara terlebih dahulu bukan? Sehingga presiden beserta segenap masyarakat Indonesia tidak merasa terbebani dengan hutang luar negeri beserta bunganya. Sebenarmya masyarakt kreatif sudah ada di Negara kita tercinta ini, namun belum semuanya diperhatikan oleh pemerintah. China saja bisa melakukannya, kenapa Indonesia tidak bisa?
            Mari kita berperan aktif dalam pembangunan Negara sesuai dengan profesi yang sedang kita geluti. Salah satunya dengan mengikuti Computing Cup 2011untuk menunjukan kepada dunia bahwa kita peduli. Presiden butuh bantuan kita generasi muda menciptakan karya- karya yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat manusia. Kelak Indonesia bangga melihat produk IT Indonesia yang menguasai pasar Internasional. Pada permukaan Produk itu terdapat ukiran kecil bertuliskan “Buatan Indonesia”. Keadaan berbalik, hutang Indonesia dapat dilunasi bahkan Indonesia mampu membantu Negara lain. Apakah ini akan menjadi kenyataan? Ingat, bahwa kesuksesan itu berawal dari mimpi.

Sumber:
1.      Berita Jogja Family  Senin 31 Oktober 2011 jam 13.05 (Kerja sama Indonesia dan China)
2.      Berita Start your daily with VOA (Voice of America) di sindo Radio Senin 7 November 2011  jam 05.40. (Dampak social Network terhadap Pemerintah Tiongkok)
3.      Kompas 24 Oktober 2011 hal 33 (Dominasi Media Pad)
4.      Jacques,Martin.When China Rules the world (The Rise of Middle kingdom and the end of western world).2011.Penerbit buku kompas:Jakarta
5.      Gatra no 21 tahun XVII 31 Maret- 6 April 2011 (Berselancar di Jalur Cepat Kaya)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More